Caknun: Madura adalah Bangsa bukan Suku
Rangkaian acara yang digelar dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan bersalawat. Setelahnya adalah pembicaraan yang sangat serius mengenai Madura, Muslim, dan Indonesia (sebagai cinta segititga) dengan dipayungi tema Diplomat Sukses Ber-Ramadan: Sinau Bareng Caknun & Kiaikanjeng.
Pertemuan tersebut menyiratkan bahwa ada hal penting yang harus disampaikan untuk bangsa Madura (Caknun tidak menyebut suku). Sebagaimana kita ketahui dalam gambaran peta Indonesia bahwa Madura adalah kelamin negara (pusat rasa malu) sedangkan pusarnya berada di Tidar, Jawa Tengah. Sebagai pusat kemaluan, perlu hati-hati bersikap agar tidak mudah terprovokasi oleh molak-maliknya zaman atau keadaan agar menjadi bangsa yang unggul. Seolah-olah Caknun menyisyaratkan agar bangsa Madura diam dan menyimak hingga ada momen atau tanda khusus untuk menunjukkan pertolongannya terhadap Indonesia.
Dari pertemuan tersebut ada beberapa hal penting yang cocokpedia berhasil rekam antara lain adalah sebagai berikut.
1. Madura harus punya peran 3 kali lipat lebih dari keadaaan sekarang untuk Indonesia.
2. Tujuan manusia ke akhirat, tapi tidak boleh meninggalkan bagiannya dari dunia.
3. Mencipta, mengelola, dan menjadi (Khaliqul bariiul musawirul asmaul husna) harus jadi prinsip.
4 Indonesia itu adalah persatuan bangsa-bangsa.
5. Indonesia harus ditolong orang Madura sebagaimana Majapahit tempo dulu.
6. Cinta segitiga kita butuh pantulan berkah.
7. Madura adalah karakter bangsa yang kuat, bukan nama sebuah suku.
8. Madura harus memelopori Indonesia baru.
9. Sumbangan madura kepada Indonesia adalah marwah (kehormatan).
10 Ridha pelakunya adalah ruh.
11. Pelajari Ekosofi yakni berbagai hikmah seperti daun jatuh pun dalam sepengetahuan Allah.
Beberapa hal tersebut di atas, hanya berupa garis besar yang Caknun sampaikan. Detilnya akan diulas lebih lanjut sedikit demi sedikit melalui update (pembaruan) pada postingan ini. Terima kasih sudah berkunjung di cocokpedia.
Posting Komentar untuk "Caknun: Madura adalah Bangsa bukan Suku"