Tuhan memang Bukan Orang Jika Logikamu Sehat
Memaknai logika bahasa pada kalimat ‘Tuhan
bukan orang Arab’. Bagaimana sebenarnya logika kalimat tersebut. Kata ‘arab’
adalah menerangkan tentang asal tempat orang. Jadi dalam bahasa kata 'arab' bisa dibuang karena memang berstatus penjelas atau tambahan dari kata ‘orang.’
Jika kita buang
kata ‘orang’, maka kalimatnya akan menjadi ‘Tuhan bukan orang’. Kalimat tersebut
bermakna bahwa Tuhan bukan manusia. Dengan logika seperti ini, maka kalimat “Tuhan
bukan orang Arab’ bermakna bahwa Tuhan, selain bukan manusia (Pencipta
manusia), Tuhan juga tidak dari mana pun apalagi berasal dari sebuah tempat
yang bernama Arab.
Bagaimana negasi
tersebut dianggap menyamakan. Bagaimana logika berjalan dan berproses memaknai
bahwa Tuhan kemudian disamakan dengan orang bahkan berasal dari Arab. Beredarkan
kasus menyamakan Tuhan dianggap disamakan dengan orang/orang Arab, memiliki
tendensi tertentu dalam politik.
Sebagaimana kita
tahu, jualan agama memang sangat populer dan paling diminati oleh banyak orang.
Sebagaian besar masyarakat Indonesia masih suka menilai bahwa orang yang
bergamis dan berjenggot adalah orang yang cinta nabi. Orang yang bersarung dan berpeci
adalah orang salih. Orang-orang yang suka berbicara agama adalah orang-orang
alim. Masih banyak dari kita terkecoh padahal hanya membaca perilakunya hanya dari
media bukan berkumpul langsung dalam kurun waktu tertentu.
Karena sebagian
besar masyarakat kita suka dengan isu agama yang digoreng dengan bumbu dan
sajian yang enak, membuat sebagian besar orang juga kehilangan akal sehat. Bahkan
mengkaji logika sederhana seperti ‘Tuhan bukan orang Arab’ saja tidak mampu
mencerna dengan baik.
Bagaimana jika
kalimat ‘Tuhan bukan orang Arab’ kita sisipi kata ‘memang’, maka akan menjadi ‘Tuhan
memang bukan orang’. ‘Tuhan memang bukan orang Arab, juga bukan orang
Indonesia, bukan orang Filipina, dan memang Tuhan bukan orang dan tidak berasal
dari manapun apalagi sesempit Arab.
Penggunaan kata ‘bukan’
adalah jelas penegasian. Jika kalimatnya 'Tuhan itu orang Arab', itu baru salah
dalam dua makna. Pertama, Tuhan dianggap orang atau manusia. Kedua, Tuhan
dianggap berasal dari suatu tempat yakni Arab.
Siapa yang
menggoreng kalimat tersebut sehingga menjadi wacana viral? Tentu orang-orang
yang punya kepentingan tertentu (terutama politik). Apakah orang yang
melaporkan kalimat itu ke pihak berwenang adalah orang yang bergaya Arab? Apakah
mereka ingin naik daun? Apakah mereka punya logika yang sehat?
Posting Komentar untuk "Tuhan memang Bukan Orang Jika Logikamu Sehat"