Teknik Mencipta Puisi Serupa Mantra
Kata mantra berasal
dari sansekerta dari kata “mantra” atau “manir” dalam kitab Veda, yaitu kitab
suci umat Hindu. Dalam masyarakat nusantara, mantra dikenal sebagai serapah,
jampi atau seruan. Mantra merupakan kumpulan kata-kata yang dipercaya mempunyai
kekuatan mistis. Mantra digunakan atau
diucapkan pada waktu dan tempat tertentu yang bertujuan menimbulkan suatu
kemampuan tertentu bagi orang yang menggunakan atau mengucapkan mantra
tersebut. Mantra umumnya didalamai dan
dikuasai oleh orang-orang tertentu, seperti dukun atau pawang. Di nusantara
mantra digolongkan ke dalam karya sastra bergenre puisi. Ia termasuk dalam
puisi-puisi lama. Salah satu alasan
mantra dimasukkan ke dalam kesastraan lisan Indonesia adalah karena bahasa
mantra berirama dan sangat indah.
Bagaimana ciri-ciri puisi
yang tergolong ke dalam mantra? Mantra terdiri atas beberapa rangkaian kata
yang memiliki irama. Isi dari mantra berhubungan dengan kekuatan gaib. Berbentuk
puisi yang isi dan konsepnya menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat pada
saat itu. Mantra dibuat dan diamalkan untuk tujuan tertentu. Mantra didapat
dari cara gaib, seperti keturunan atau mimpi. Atau bisa dijuga diwarisi dari
perguruan yang diikuti. Mantra mengandung rayuan dan perintah. Mantra memakai
kesatuan pengucapan. Mantra adalah sesuatu yang utuh dan tidak bisa dipahami
melalui setiap bagiannya. Di dalam sebuah mantra terdapat kecenderungan
esoterik pada setiap kata-katanya. Mantra mementingkan keindahan permainan
bunyi.
Mantra memiliki
banyak sekali jenis sesuai dengan kegunaannya. Antara lain adalah: Mantra
Kedigdayaan, Mantra Pagar Diri, Mantra Pakasih, Mantra Pengobatan, dan
sebagainya.
Puisi mantra saat ini
tergolong langka. Produksi kreatifnya berbanding lurus dengan langkanya
penciptanya. Bagaimana mencipta puisi mantra sehingga dapat menjadi referensi
mengisi kekosongan tersebut? Mungkin tidak pada mantranya, sedikitnya serupa
dengan mantrat Berikut beberapa teknik mencipta puisi serupa mantra yang
mungkin bisa dijadikan rujukan bagi penulis puisi berjenis langka ini.
1. Teknik geser
Andai semua orang Tahu betapa pentingnya Buku dan membaca Pasti ia akan memilih Buku dan membacanya Aku buku dan membaca Adalah sahabat tak terpisahkan Aku Buku Pada buku Aku berguru |
An daise muaor angta hube tapapen
tingnyabu kudan memba Capas tiiaa kanmem ilihbu kudan memba Canyaakubu kudan
memba caadalah saha battak terpi sahkanakubu Kupa dabuku Aku berguru |
2. Teknik suplemen
Kutatap wajah batinmu Kuhisap nafasmu Kusimpul mati Suuur sujudlah Hai nafas yang tenang Kembalilah kejiwamu Ke arsy cintamu Tali kasih tali kun Suuur suuur suuur |
Kunta fatapwa yajahba kun tinmu Kun ya hisapna yafasmu Kunsim fapulma yakunti Suuur sujudlah Hai nafas yang tenang Kembalilah kejiwamu Ke arsy cintamu Talisah talikun Suuur suuur suuur |
3. Teknik removal
Bulan sabit mengintip dari celah
pelampung Angin menusuk-nusuk kulit Laut hitam menyimpan kerinduan Cahaya cinta membuat sinar di mata Seraut wajah menampak nyata Ombak yang bergelora membawa diri Lari menjauhi rembulan Meninggalkan negeri yang jauh Dengan rindu yang tak habis-habis Pergi untuk menemukan cintanya Yang hampir busuk merindu |
Ulan abit intip ri lah lampung Ngin suk sukkul Uttam impan duan Haya inta uat inari ata Raujah ampakta Bakyang lora awari La auhi rembu Ninggal geriyang auh Nganduyang ta abibis Gintuk nemuta Yangha sukdu |
Teknik removal pada
puisi asli di kiri menjadi kanan dengan mengurangi beberapa huruf. ‘Bulan sabit
mengintip dari celah pelampung’ menjadi ‘Ulan abit intip ri lah lampung’ karena
telah mengalami penghapusan huruf.
Demikian beberapa
teknik yang dapat ditawarkan. Teknik tersebut berdasarkan beberapa eksperimen.
Moga dapat bermanfaat dan menambah khasanah perpuisian mantra di nusantara.
Posting Komentar untuk "Teknik Mencipta Puisi Serupa Mantra"