CARA MUDAH MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK SPEECH NOTES-EDITING-PUBLISH (SEP)
Keterampilanberbahasa terbagi menjadi empat yakni keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Dari empat keterampilan tersebut yang merupakan
keterampilan tertinggi adalah keterampilan menulis. Tertinggi yang dimaksud
adalah bahwa keterampilan menulis memiliki aspek yang kompleks. Antara lain
penentuan topik, pemilihan judul, penataan paragraf, pemilihan kata, penggunaan
sumber, penggunaan kutipan, penataan tepi kanan tepi kiri, memulai paragraf
pertama dengan menarik, dan sebagainya.
Fokus keterampilan menulis yang dimaksud pada tulisan ini adalah menulis cerita pendek (cerpen). Cerpen
merupakan karya tulis yang menyertakan imajinasi penulis. Penulis selain pandai
menata alur, membentuk seting, dan menggerakkan tokoh sehingga memiliki
karakter, juga harus memperhatikan teknik penulisan yang menyangkut tanda baca
dan sebagainya. Oleh karena itulah menulis dinyatakan keterampailan yang
tertinggi atau tersulit dibanding keterampilan berbahasa lainnya.
Menulis cerpen, terutama di tingkat sekolah dasar
menjadi lebih momok dibanding muatan Matematika. Siswa merasa mengalami banyak
kesulitan menuangkan imajinasinya dalam bentuk. Mereka memiliki kesulitan yang
besar menuliskan kalimat demi kalimat dan menyambungnya menjadi paragraf yang
padu dan utuh. Kemudian, menyambung paragraf demi paragraf menjadi kesatuan
unit yang lancar alurnya dan padat berisi dan berkesan tunggal.
Berdasarkan hasil cerpen yang ditulis 25 siswa di
kelas IV-A SDN Pangarangan III Sumenep pada studi
pendahuluan pada tanggal 12 Oktober 2017 dapat dibuatkan pengelompokan sebagai
berikut. (1) Siswa yang menulis cerpen lebih dari satu halaman sejumlah 2
orang; (2) Siswa yang menulis cerpen terbanyak satu halaman sejumlah 6 orang;
(3) Siswa yang menulis cerpen terbanyak tiga paragraf tapi tidak mencapai satu
halaman sebanyak 11 orang; dan (4) Sisanya adalah siswa yang menulis cerpen
kurang dari tiga paragraf dan kurang dari satu halaman, yakni 6 orang.
Berdasarkan fakta tersebut dapat
dibuatkan pernyataan sebagai berikut. Sebanyak 8% siswa dapat menulis cerpen
lebih dari satu halaman penuh kertas folio. Sebanyak 24% siswa hanya mampu satu
halaman. Sebanyak 44% siswa tidak mampu menulis cerpen hingga satu halaman dan
24% siswa tidak mampu menulis lebih dari dua paragraf sangat kurang dari satu
halaman. Dari fakta tersebut dapat disimpulkan sementara bahwa siswa yang mampu
menulis cerpen berdasarkan jumlah kalimat yang dapat dibuat hanya 32% jumlah
siswa di kelas IV-A yakni 8 orang sedangkan 68% lebih
banyak kurang mampu menulis dengan lancar.
Dari hasil belajar tersebut jika dideskripsikan
bahwa separuh lebih dari jumlah siswa kelas tersebut belum bisa menulis cerpen
dengan baik. Lebih dari separuh jumlah siswa sekelas mempunyai kesulitan
menuangkan ide dan imajinasinya dalam bentuk cerpen. Perlu diketahui, sebelum
pelaksanaan tugas menulis cerpen tersebut siswa telah diberikan gambaran
menulis cerpen beserta contoh cerpen dalam bentuk fotocopy. Gambaran yang dimaksud berupa pemahaman tentang
unsur-unsur cerpen, pemilihan judul, pembuatan kerangka cerita atau garis-garis
besar yang akan diceritakan, mengembangkan kerangka cerita, dan sebagainya.
Berdasarkan fakta tersebut dapat disimpulkan
sementara bahwa siswa memiliki kendala menuangkan ide dan imajinasinya dalam
bentuk tulisan, dalam bentuk cerpen. Kenyataan tersebut perlu dibantu ditemukan
solusinya. Penulis menawarkan solusi dengan menggunakan teknik Speech Notes-Editing-Publish (SEP) dalam
menulis cerpen. Dengan teknik tersebut diduga dapat meningkatkan keterampilan
siswa dalam hal menulis cerita, menyusun kalimat, memilih kata, menata paragraf
menjadi padu, mengatur alur, dan sebagainya sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar berupa bertambahnya jumlah kalimat yang berhasil dibuat siswa. Mengenai
bagaimana teknik tersebut dapat diaplikasikan.
Tahapan awal pada pembelajaran menulis cerpen di
kelas IV-A dilaksanakan tiga kali pertemuan pada pembelajaran tematik.
Pertemuan awal telah disampaikan kepada siswa mengenai konsep, definisi,
struktur, unsur-unsur, dan contoh cerpen. Selain itu juga diberi waktu
mendiskusikan mengenai beberapa hal tersebut sehingga siswa memiliki pemahaman
yang utuh tentang cerpen. Pada pertemuan awal juga disampaikan bagaimana cara
sederhana menulis cerpen seperti membuat judul, membuat kerangka karangan, dan
mengembangkan kerangka tersebut. Tidak satu pun terlewati proses pembuatan
naskah cerpen.
Pada pertemuan kedua, siswa diberi waktu menulis cerpen dengan batasan-batasan tertentu. Batasan tersebut berupa waktu yang
disediakan, jumlah halaman minimal, penggunaan dialog dalam cerpen, dan
penggunaan sudut pandang bercerita. Siswa diberi waktu dua jam pelajaran untuk
menyelesaikan tugas menulis cerpen tersebut. Setelah waktu
berakhir, siswa diminta secara suka rela membacakan cerpen yang telah dibuatnya
dan bergilir. Kemudian naskah cerpen yang telah dibaca dikumpulkan di meja
guru.
Berdasarkan fakta yang disampaikan di
awal hanya sebanyak 12% siswa dapat
menulis cerpen lebih dari satu halaman penuh kertas folio. Sebanyak 28% siswa
hanya mampu satu halaman. Sebanyak 40% siswa tidak mampu menulis cerpen hingga
satu halaman dan 20% siswa tidak mampu menulis lebih dari dua paragraf sangat
kurang dari satu halaman. Dapat disimpulkan sementara bahwa siswa yang mampu
menulis cerpen berdasarkan jumlah kalimat yang dapat dibuat hanya 40% jumlah
siswa di kelas IV-A yakni 10 orang.
Sedangkan 60% lebih banyak tidak mampu menulis dengan lancar.
Ketdakberhasilan pembelajaran menulis cerpen pada
pertemuan pertama kemudian penulis tindaklanjuti dengan pertemuan kedua dengan
menggunakan teknik SEP. Sehari sebelum pertemuan kedua penulis menyampaikan
kepada siswa agar membawa telepon genggam (HP) dan sudah terinstal Speech Notes dari Playstore. Tepat pada hari pada hari yang ditentukan siswa seluruhnya telah membawa HP dan aplikasi Speech Notes.
Sebelum teknik SEP dilaksanakan perlu disampaikan bahwa Speech Notes adalah aplikasi android system yang mengubah bahasa
lisan menjadi teks secara otomatis. Ketika seseorang berbicara, maka Speech Notes akan merekam
sekaligus mengubahnya menjadi teks. Berikutnya penulis
memberikan petunjuk teknis yang harus dipahami oleh siswa. Petunjuk teknik
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Pertama-tama kelas dibagi menjadi empat kelompok besar. Kemudian setiap
kelompok diberi satu nama benda sebagai bagian dalam cerita. Hal ini juga berkaitan dengan tema
yang akan ditentukan oleh siswa. Pemberian judul cerita diserahkan sepenuhnya
kepada siswa. Dalam satu kelompok diberi
satu nama benda yang berbeda.
2. Berikutnya, siswa diberikan kebebasan menemukan tempat yang nyaman dan
enak untuk bercerita secara lisan.
3. Siswa hanya
diberikan waktu 10 menit untuk menggunakan aplikasi
Speech Notes dengan sebelumnya diberikan contoh pengaplikasiannya.
4. Semua siswa
diminta memastikan bahwa telepon genggamnya dalam keadaan menyala.
5. Siswa diminta
memencet tombol menu dan mencari shortcut menu Speech
Notes.
6. Ketika siswa
sudah menemukan tempat yang nyaman, dan siap bercerita secara lisan, siswa
tinggal memencet tombol tersebut untuk bercerita secara
lisan, maka cerita lisan secara langsung akan diubah oleh Speech Notes menjadi teks.
7. Siswa
diperbolehkan mengulang-ulang rekaman paling banyak tiga kali untuk
menyempurnakan ceritanya.
8. Setelah diduga
cerita siswa selesai, diakhiri dengan menekan
tombol stop
untuk mengakhiri dan menyimpannya
dalam bentuk file.
9. Siswa yang
selesai bercerita, kembali ke kelas dan membaca kembali cerita tersebut
dalam kelompok.
10.
Setiap kalimat
yang disimak oleh siswa diperbaiki dan disempurnakan.
11. Setelah seluruh cerita tersebut rampung, siswa diminta
memeriksanya dengan membacanya kembali berulang-ulang untuk memperbaiki
tulisan, ejaan, tanda baca, kalimat, keterkaitan antar kalimat dan paragraf,
lancar tidaknya alur, dan sebagainya.
12. Diakhiri dengan
judul. Kemudian kumpulkan di meja guru.
Berikut beberapa gambar pada saat proses
kreatif menulis cerpen dengan menggunakan teknik SEP. Penulis menggunakan
seting tempat di SDN Pangarangan III Sumenep yang beralamat di jalan Urip
Sumoharjo nomor 25 Pangarangan Sumenep. Subyeknya adalah siswa-siswi kelas IV-A.
Setelah semua proses pelaksanaan teknik
SEP dalam menulis cerpen selesai, maka diperolehlah hasil yang berbeda dengan
pertemuan awal. Hasil tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
Sebanyak 7 siswa berhasil menulis cerpen
sejumlah satu sampai tiga halaman. Sebanyak 15 siswa berhasil menulis cerpen
satu halaman penuh. Sisanya, sejumlah 3 siswa berhasil menulis cerpen kurang
dari satu halaman. Fakta tersebut dapat disampaikan dengan kalimat lain sebagai
berikut. Sejumlah 88% siswa sudah berhasil menulis cerpen satu sampai tiga
halaman folio. Hanya sejumlah 12% belum
mampu menulis dengan baik.
Berdasarkan fakta tersebut dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang mampu menulis cerpen dengan
menggunakan teknik SEP dibandingkan dengan teknik biasa. Dengan kata lain, ada
peningkatan hasil belajar keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan teknik
SEP.
Untuk memperoleh fakta yang lebih
meyakinkan, penulis mencoba melaksanakan teknik SEP pada pertemuan ketiga
dengan waktu dua jam pelajaran. Penulis mengulang kembali penyampaian mengenai
langkah-langkah teknik SEP kepada siswa. Siswa juga melakukan langkah-langkah
tersebut kembali. Masing-masing kelompok mendapat satu
nama bunga. Dengan satu perbedaan nama bunga tersebut harus menjadi nama tokoh
dalam cerpen siswa.
Pelaksanaan teknik SEP pada pertemuan
ketiga diperoleh hasil sebagai berikut. Sebanyak 9 siswa berrhasil menulis
cerpen di atas satu halaman. Sebanyak 13 siswa berhasil menulis cerpen satu
halaman penuh. Hanya 3 siswa belum berhasil
menulis cerpen hingga satu halaman penuh. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan pada pertemuan ketiga bahwa 88% siswa mampu menulis cerpen satu sampai tiga halaman
penuh. Persentase tersebut sama dengan pertemuan kedua. Perbedaannya terletak
pada peningkatan jumlah siswa yang berhasil menulis cerpen lebih dari satu
halaman folio. Pada pertemuan kedua terdapat 7 siswa sedangkan pada pertemuan
ketiga terdapat 10 siswa. Demikian juga yang berhasil menulis cerpen satu
halaman penuh, pada pertemuan kedua terdapat 15 siswa dan pada pertemuan ketiga
terdapat 13 siswa. Hal tersebut dapat dimaknai bahwa siswa yang awalnya dapat
menulis cerpen hanya satu halaman pada pertemuan kedua, pada pertemua
berikutnya sudah berhasil menulis cerpen lebih dari satu halaman hingga tiga
halaman.
Secara
teknik, SEP tersebut mengaktifkan empat keterampilan berbahasa sekaligus.
Secara berurutan berdasarkan proses teknik SEP adalah keterampilan berbicara,
menyimak, menulis, dan membaca. Ketika mereka merekam cerita secara lisan,
mereka berada pada keterampilan berbicara. Ketika mendengarkan pembacaan ulang cerita tersebut secara
lisan, mereka berada pada keterampilan menyimak. Kemudian ketika pada proses editing, mereka berada pada keterampilan menulis. Terakhir,
ketika mereka merevisi secara teknis tulisan mereka dan memperbaikinya, mereka
berada pada keterampilan membaca.
Keempat keterampilan yang terlaksana
sekaligus dalam satu waktu pembelajaran juga dapat membantu secara klasikal
siswa-siswa yang mempunyai tipe belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang
bertipe belajar visual (membaca), ada yang bertipe audio (mendengarkan), dan ada
juga yang motorik (melakukan gerakan saat merekam suaranya sendiri).
Pada bagian
akhir ini, penulis perlu menyampaikan beberapa hal menyangkut teknik Speech Notes-Editing-Publish (SEP) dalam
menulis cerpen bagi siswa sekolah dasar. Hal-hal yang dimaksud adalah pertama,
simpulan hasil dari pelaksanaan teknik SEP dalam menulis cerpen; keuntungan dan
kerugian teknik SEP; dan SEP sebagai temuan penulis. Kedua, rekomendasi.
Pertama, berdasarkan hasil yang
diperoleh pada penggunaan teknik SEP dalam menulis cerpen dapat disimpulkan
bahwa teknik tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa
sekolah dasar dengan tetap mengaktifkan tiga keterampilan yang lain. Ketiga
keterampilan yang lain tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, dan
membaca.
Kedua, keuntungan dan kerugian
penggunaan teknik SEP. Keuntungannya jelas seperti yang telah disampaikan di
atas. SEP dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
menulis cerpen dengan mengaktifkan keempat keterampilan sekaligus. SEP dapat
dengan mudah dilaksanakan dan menyenangkan. Kerugiannya, dipersyaratkan memiliki HP
berjenis android. Selain itu, tidak
semua siswa mempunyai telepon genggam.
Terakhir, SEP adalah penemuan penulis. SEP ditemukan
penulis pada saat proses kreatif mengalami kejenuhan dan stagnantik. SEP merupakan salah satu teknik menulis, khususnya
cerpen. SEP bukan satu-satunya teknik terbaik. Teknik menulis cerpen pada
akhirnya bergantung kreatifitas penulis.
Tulisan dengan judul Cara Mudah Menulis
Cerpen dengan Teknik Speech
Notes-Editing-Publish (SEP) ini dapat dijadikan bahan penelitian atau
kajian lebih lanjut. Penulis dengan suka rela menyumbangkan judul ini untuk
kajian lebih lanjut atau penelitian tanpa harus seijin penulis demi ilmu
pengetahun.
Teknik Speech Notes-Editing-Publish (SEP) dalam tulisan ini terbukti dapat
meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa, dapat pula diadopsi untuk
digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alternatif teknik menulis cerpen
bagi siswa sekolah dasar. Teknik tersebut mempunyai keunggulan dapat
mengaktifkan keempat keterampilan berbahasa dalam satu waktu pembelajaran.
Teknik tersebut juga mengandung atmosfer kreatif dan menyenangkan bagi siswa
saat berproses kreatif ketika menulis cerpen.
Sumber
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ahmad Rofi'uddin
& Darmiyati Zuhdi. (1999).
Pendidikan Bahasa Dan Sastra. Indonesia
di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud
Akhadiah,
Sabarti dkk. 1993. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Ahira,
Anne. 2014. Teknik Menulis Cerpen.
(online) (http://www.anneahira.com/teknik-menulis-cerpen.htm,
diakses 28 Oktober
2017)
Diponegoro,
Mohammad. 2003. Yuk, Menulis Cerpen Yuk. Yogyakarta:
Noesantri.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Persatuan
dalam Perbedaan: Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Keraf, Gorys.
2007. Argumentasi dan Narasi: Komposisi
Lanjutan III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, H.G.
2008. Menulis sebagai suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Zakapedia.
2013. Unsur, Langkah, Teknik Menulis
Cerpen. (online) (http://zakapedia.com/2013/04/unsur-langkah-teknik-menulis-cer-en.html,
diakses 28 Oktober 2017)
Posting Komentar untuk "CARA MUDAH MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK SPEECH NOTES-EDITING-PUBLISH (SEP)"