Huruf-huruf Para Penulis
oleh Moh. Rasul Mauludi
Huruf
itu bagian dari abjad yang menghiasi berbagai bacaan. Penulis pun tak lepas dari
bacaan yang berupa huruf-huruf. Akhirnya penulis sulit terpisahkan dengan
huruf-huruf. Karena, lainnya karya merangkai huruf-huruf bukan dikatakan
penulis melainkan disesuaikan dengan masing-masingnya. Seperti pelukis, maka
yang dirangkai adalah gambar atau oretan-oretan yang bernilai seni. Banyak
contoh lainnya selain penulis yang tidak berkecimpung dengan susunan suku kata
dan kalimat.
Sebenarnya
tulisan ini hanya asal tulis atau sekadar menulis saja. Tidak ada tujuan atau
tema tertentu yang ingin disampaikan. Bahkan tidak pula ingin disebut penulis,
karena tidak begitu agfesif atau meluap-luap seperti para kebanyakan penulis.
Judulpun asal tulis juga, karena belum menemukan judul yang bagus dan unik.
Bahkan mungkin melenceng dari isinya.
Intinya,
yang terpenting menulis sajalah. Urusan ada penilaian miring, negatif, bahkan
lebih buruk lagi, biarkan saja. Karena pujian atau penghargaan bukan tujuan
utama dari tulisan ini. Cukup menulis sajalah. Huruf-huruf itu bebas
berkeliaran di alam kehidupan manusia. Biarlah tanda baca dan aturannya itu
dimaknai bebas pula oleh pembaca.
Huruf-huruf
bisa bebas sebebas-bebasnya. Namun, penulisnya lebih memilih beragam untuk
merangkai huruf-huruf. Penulis beraneka ragam jenis dan karakter serta
kemanusiaannya. Hal seperti yang menjadikan penulis bagaikan mutiaranya huruf.
Dari
jenis dan karakter tidak ada persoalan ataupun permasalahan. Karena sudah
tersedia koridor masing-masing. Hanyalah dari sisi kemanusiaannya saja yang
mungkin banyak menimbulkan berbagai perspektif beragam tentang penulis.
Penulis
itu hebat pada sisi karya tulisnya. Tetapi belum tentu hebat pada sisi
kemanusiaannya. Semua bisa ditulis, semua bisa dirangkai, dan semua bisa
disusun menjadi kalimat-kalimat. Sementara kemanusiaannya, tidaklah mampu
menyatukan kebaukan dari semua apa yang ditulis. Dasar hukumnya adalah itulah
hal yang manusiawi dan penulis juga manusia.
Penulis
itu hebat pada sisi semangat berkarya. Tetapi, lagi-lagi belum tentu hebat pada
sisi kemanusiaannya. Kemungkinan besar niat dan tujuan menulis yang berbeda atau bertolak
belakang dengan sisi kemanusiaannya. Ada yang mungkin (dalam hatinya) hanya
ingin disebut sebagai penulis hebat. Ada yang mungkin (dalam hatinya) ingin
disanjung atau dipuja-puja. Ada yang mungkin (dalam hatinya) ingin mendapat
keuntungan besar. Ada yang mungkin pula (dalam hatinya) ingin biasa-biasa saja
tanpa hiruk pikuk suasana.
Supaya
tulisan ini tidak ke mana-mana, maka tidak dianjurkan panjang lebar. Jadi,
biarkan huruf-huruf itu bebas sebebas-bebasnya dan biarlah penulis itu
menentukan kreativitasnya masing-masing dengan tidak harus membuka tabirnya. Karena
sisi kemanusiaan tetap milik manusia dan kehidupannya.
Posting Komentar untuk "Huruf-huruf Para Penulis"