Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teknik Menulis Imajinasi


 

Menulis merupakan keterampilan yang khas. Siapa saja dapat menulis sekian banyak kata. Terbukti banyak media sosial dan komunikasi digital yang memfasilitasinya. Walaupun banyak yang sudah ditulis, tapi tidak semua orang mampu menulis dengan baik karena menulis adalah keterampilan yang tidak dimiliki semua orang.

Menulis dalam hal ini adalah berkarya dalam bentuk tulisan atau karangan. Ada banyak cara melatih menulis untuk mencapai kemampuan menulis yang baik. Menulis yang baik memiliki daya pikat tersendiri sehingga pembaca merasa nyaman membacanya dan tak berhenti membaca karya tersebut hingga tuntas. Cara-cara tersebut tentu berujung pada jam terbang latihan si penulis untuk menemukan cara terbaik mengungkapkan gagasannya agar diterima baik pula oleh si pembaca.

Di antara banyak cara, salah satunya yang akan saya tawarkan yakni menuliskan imajinasi yang muncul tiba-tiba dengan deskripsi yang lengkap. Misal muncul dalam benak imajinasi tentang ‘buku di atas batu.’ Perhatikan baik-baik buku di atas batu itu. Amati apakah batu itu ada di atas tanah atau air. Amati apakah buku itu buku baru atau lawas. Adakah judul buku itu tampak dalam benak imajinasi? Perhatikan juga sekeliling batu yang di atasnya ada buku. Apakah batu itu berada di tengah hutan atau di pinggir jalan.

Ketika ‘buku di atas batu’ ini dicoba diagihkan kepada anda (pembaca) tentu akan berbeda pengalaman imajinasi yang muncul. Bisa jadi lebih seru, mencekam, atau malah lucu. Semua itu bergantung pada bagaimana menuliskan secara lengkap amatan kita terhadap imajinasi yang tertayang dalam benak kita.

Dalam benak saya ‘buku di atas batu’ itu terletak di tengah hutan pinus yang lebat sehingga tampak teduh cahayanya walaupun tengah hari. Buku di atas batu itu tampak lusuh dan menebal karena debu. Coklat kehitaman sampulnya sehingga judulnya nyaris tak terbaca. Mantra, itulah judul buku di atas batu itu mulai tak utuh tercetak. Batu persegi yang di atasnya ada buku sepertinya milik seseorang di masa lampau yang jauh dari zaman kita. Buku itu melekat pada batu tak terpisahkan bahkan buku itu tak bisa dibuka halamannya.

Aku berjongkok untuk sekedar mengamati buku itu dari dekat. Merabainya dan mencoba mengusap sampul buku itu agar lebih jelas terbaca. Mengenai isinya, tak mungkin bisa dibaca. Searah dari tempatku berjongkok terlihat seorang perempuan mengenakan hijab serba hitam. Ia tampak mengerling ke arahku. 

Terdengar suara burung elang dan sekian serangga melengkapi kemisteriusan buku di atas batu itu. Sungguh aneh, aku tiba-tiba tersedot dan berada di tempat itu menyaksikan buku di atas batu.

Itulah sekutip contoh tentang menuliskan imajinasi yang muncul. Imajinasi dapat muncul tiba-tiba berupa potongan gambar atau potongan tayangan yang menunggu kita tulis. Ketika kita mengabaikannya ia akan lenyap tak dapat dipanggil ulang. Hanya dengan menuliskannya yang membuatnya abadi.

Ketika seseorang ditanya, saat ini juga, pada detik ini juga, pasti akan tampil benda, sosok, suasana dalam kantong imajinasi orang per orang secara berbeda. Munculnya juga tidak sepenuhnya lengkap. Oleh karena itu imajinasi dapat berkembang dengan meluaskan pengamatan dalam alam imajinasi yang muncul tersebut.

Dunia imajinasi sungguh unik. Seperti dunia sulap. Seketika muncul sepeda, kemudian muncul seseorang di dekat sepeda itu. Lalu bermunculanlah suasana, peristiwa yang kemudian melengkapi keseluruhan imajinasi dengan dasar imajinasi awal yang muncul itu.

Inilah yang dimaksud dengan teknik menuliskan imajinasi. Teknik ini dapat menjadi cara yang tepat melatih menulis dengan baik. Semakin lengkap detilnya, semakin lancar alur, semakin kuat struktur tulisan dibangun, maka semakin enak dibaca. Saatnya mencoba teknik ini.

Posting Komentar untuk "Teknik Menulis Imajinasi"