Peradaban Bersosial Media Indonesia Ibarat Rujak Berkaret Dua
Netizen Indonesia
kalau merujak omongan di sosial media ibarat rujak berkaret dua, sangat
pueddes!!! Itulah yang kemudian menghasilkan data survey microsoft bahwa
ranking peradaban netizen Indonesia dalam berkomunikasi di sosial media berada pada peringkat 29 se-Asia Tenggara, Katanya.
Itulah yang dirilis Microsoft
berupa Indeks
Keberadaban Digital (IKD)
atau Digital Civility Index
(DCI). Dalam survey tersebut ditunjukkan bahwa tingkat keberadaban pengguna
internet atau netizen sepanjang tahun 2020 pada 16.000 responden di 32 negara pada tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia ada di
peringkat terbawah kedua dari
32 negara. Peringkat
beradab tertinggi diraih oleh negara Singapura sedangkan peringkat pertama di
dunia adalah Netherland.
Perilaku beradab yang dimaksud
dalam laporan tersebut
terkait dengan perilaku berselancar internet dan penggunaan
aplikasi media sosial.
Termasuk pula risiko
terjadinya penyebarluasan berita bohong/hoaks, ujaran
kebencian, atau hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan yang sengaja untuk memancing kemarahan, micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok tertentu (kelompok etnis atau
agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya) hingga
ke penipuan, doxing atau pengumpulan data pribadi
untuk disebarluaskan di dunia maya guna mengganggu atau merusak citra seseorang hingga
rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi.
Yang menarik
survei ini mendapati bahwa netizen yang dinilai ikut mendorong anjloknya
tingkat keberadaban adalah orang dewasa berusia di atas 18 tahun. Tercatat bahwa kelompok usia
dewasa tersebut mencapai skor
+16. Mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai lebih dari
202 juta orang angka tersebut tentu
sangat mencemaskan.
Microsoft
juga mencatat keinginan 59 persen netizen
agar perusahaan media sosial ikut memperbaiki tingkat keberadaban dengan berbagai cara. Sementara
pihak yang berharap
pemulihan dilakukan oleh pemerintah mencapai 48 persen, oleh institusi
pendidikan 46 persen, dan oleh institusi keagamaan 41 persen. Bagaimana menurut anda?
Posting Komentar untuk "Peradaban Bersosial Media Indonesia Ibarat Rujak Berkaret Dua"