RITUAL MENULIS SI NOAH
Kalau ada
sepuluh manusia aneh di Indonesia, maka Noah (bukan nama sebenarnya) adalah
salah satunya. Bagaimana tidak, ia mempunyai ritual sebelum menulis yang
langka. Penulis terkenal tak banyak yang melakukan hal yang seperti itu, tapi
yang bunuh diri banyak.
Noah memiliki
ruangan kerja khusus yang tak seorang pun boleh memasukinya. Baginya, tempat
itu merupakan isteri keduanya yang harus dijaga kehormatannya. Isterinya
dilarang cemburu. Isteri dan anak-anaknya dilarang memasukinya kecuali Noah
telah dinyatakan hilang seharian. Pertanda, ia telah meninggal dunia di ruangan
itu.
Sebelum menulis,
Noah memiliki kebiasaan khusus. Sebelum menyentuh penanya, ia terbiasa
menyucikan diri dengan wudhu’. Memasuki ruangan khusus itu dengan membaca
basmalah dan mengucap salam kemudian mengunci pintu. Tak lupa sebelum mengunci
pintu, di depan pintu membalik tulisan tergantung menjadi “Jangan diganggu dalam dua jam sejak membaca tulisan ini!”
Tentu saja,
semua anggota rumah Noah hafal dengan kelakuannya. Tidak ada yang mengherankan
karena mereka sudah terbiasa sekian tahun hidup bersama Noah. Semua telah berjalan
teratur.
Apa saja yang
disiapkan Noah di ruangan khususnya? Sebelum duduk di kursi kesayangannya, ia
mengenakan baju yang formal. Menyemprotkan parfum ke kulitnya. Di mejanya, yang
ada sebelum ia memulai menulis adalah secangkir kopi, sebungkus rokok, asbak,
laptop, dan suara musik instrumen Blue Monday dari album White Lion. Lampu
ruangan sengaja dibuat temaram. Dan satu lagi, ia selalu menyetel alarm untuk
empat jam ke depan.
Mungkin ritual
yang dilakukan Noah tidak terlalu aneh, yang mungkin aneh adalah ketika ia akan
menyentuh laptopnya. Sebelum ia sentuh huruf-huruf di papan huruf laptopnya ia
selalu membungkan mulutnya dengan lakban. Yang difungsikan saat itu hanya
jemarinya, telinga dan matanya. Yang lain diam termasuk hpnya juga nonaktif.
Lucu juga
tulisan di pintu Noah “Jangan diganggu
dalam dua jam sejak membaca tulisan ini.” Misalnya isteri atau anaknya
membaca tulisan tersebut pada detik akhir dua jam dalam tulisan itu, berarti ia
memberikan bonus waktu untuk dirinya selama dua jam lagi. Setelah tepat empat
jam waktu ia duduk memulai proses kreatifnya, alarm nyaring pun berbunyi.
Waktunya ia mengakhiri tulisan walaupun belum tuntas.
Jika tulisannya
belum selesai dalam empat jam pertama, ia memang keluar ruangan khususnya tapi
ia tetap dalam keadaan mulut tertutup lakban. Semua anggota keluarga di
rumahnya paham betul berarti tulisan Noah belum rampung. Ia akan menggunakan
bahasa tulis atau isyarat untuk sementara melakukan komunikasi di rumah. Begitu
kondisi ia di rumah ketika tidak pada jam kerjanya di luar rumah.
Bagaimana ketika
ia belum selesai menulis tapi harus bekerja? Jawabannya sama. Mulutnya tetap
dalam keadaan terbungkam lakban. Pimpinan kantornya juga paham dengan sikap tak
normal Noah. Jadi membiarkannya seolah-olah menyebutnya sebagai orang tidak
normal. Tak ada protes dari staf yang lain di kantor itu karena memang kinerja Noah
tidak diragukan. Dan ia baru akan membuka lakban di mulutnya ketika telah di
ruangan khususnya dan tulisannya rampung.
Agar tidak
tampak seperti bola sepak bocor yang ditambal lakban ketika bekerja, ia menutup
mulutnya dengan masker di atas lakban. Keren juga. Itulah dia, tidak ada yang
berani menegur dan mengganggu kegilaannya itu.
Dalam jajaran
penulis sukses, ia adalah salah satu penulis yang sangat produktif. Ia berada
dalam sepuluh besar penulis paling banyak karyanya. Ia tak banyak bicara secara
lisan jika tak penting. Ia juga mendapat penghargaan Pulitzer atas dedikasinya
dalam dunia sastra. Walaupun ia baru kelahiran tahun sembilan puluhan, ia bersejajar
dengan penulis-penulis top lainnya di Indonesia.
Gaya bisa
ditiru. Ritual Noah juga mudah ditiru. Ritual sebelum menulis dan proses
kreatif boleh sama tapi karya masing-masing penulis mempunyai ciri khas yang
unik. Untuk sampai ke tingkat yang mungkin memuaskan, bisa saja ritual tersebut
ditiru. Tapi, yang terpenting sebenarnya adalah bersikap militer terhadap diri
sendiri untuk menekuni apa yang menjadi cita-cita.
Tulisan ini
hanya mengintip sedikit kebiasaan dan keunikan penulis dalam proses kreatifnya.
Tidak perlu detail siapakah ia atau di manakah ia. Cukup sebagai cermin yang
bening sebagai motivasi proses kreatif diri sendiri. Ia lahir di Indonesia,
tinggal di Indonesia, dan cinta terhadap Indonesia.
Posting Komentar untuk "RITUAL MENULIS SI NOAH"