TVRI dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dulu Kreatif
TVRI dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dulu Kreatif. Dulu, ada banyak produksi
acara televisi yang mendidik. Paling tidak minimal sebagai penghibur. Saluran
televisinya dulu juga masih satu, Televisi Republik Indonesia yang kemudian
disingkat TVRI. Mulai dari masa televisi hitam putih hingga berwarna. Warga Indonesia
pun dulu hanya sebagian kecil yang memilikinya. Warga yang memilikinya dulu
dianggap sebagai orang yang kaya. Rumah orang yang memiliki televisi dulu
sehabis Maghrib selalu dikunjungi para tetangganya. Mulai anak-anak hingga
kakek-nenek. Semua begitu mesra menggelar tikar berkumpul saling santun hanya
untuk menonton acara-acara televisi. Bahkan satu RT bisa berkumpul dengan
damai.
Secara garis besar acara
TVRI dibagi menjadi beberapa bagian. Ada acara untuk anak-anak, acara berita,
acara pendidikan, filler, hiburan, olah raga, religi, sinetron, sosial,
talkshow, dan variety. Acara-acara TVRI waktu itu sangat menarik. Mungkin juga
karena tidak ada acara lain yang menandinginya. Ada ACI (Aku Cinta Indonesia),
Film SI Unyil, Film Sengsara Membawa Nikmat, Siti Nurbaya, Senam Pagi
Indonesia, Srimulat, Rumah Masa Depan, Jendela Rumah Kita, Apresiasi Film
Indonesia, Serial Losmen, Penginapan Bu Broto, Ria Jenaka, keluarga Cemara,
Serial Keluarga Rahmat, Berpacu Dalam Melodi, Nostalgia SMA Kita, dan
sebagainya. Ketika listrik padam, mereka pun menggerutu karena mereka merasa
telah kehilangan momen berharga.
Rata-rata acara dan film
pada masa itu memang selektif dan untuk semua kalangan usia. Adapun kalau ada
adegan yang tidak berkenan, anak-anak mereka dampingi dan diberinya penjelasan.
Benar-benar wajah Indonesia yang dirindukan kebersamaan dan kemesraannya. Salah
satunya didukung oleh acara-acara televisi yang hiburannya mendidik.
Bagi yang kelahiran di
atas tahun 1970 bisa menonton acara-acara tersebut pada masa itu. Itulah
acara-acara yang sangat diminati waktu dulu karena selain menghibur memberikan
pesan-pesan positif. Beberapa acara dan film tersebut merupakan hasil kerjasama
dengan kementerian pendidikan bahkan ada yang memang murni kreasi dari
kementerian pendidikan waktu masih bernama Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Selain beberapa produksi
acara di atas, yang terkenal pada masa itu pula adalah Dunia Dalam Berita. Acara
yang menjadi favorit kedua setelah acara hiburan. Acara tersebut menyajikan
berita yang selektif dan obyektif. Adil dalam pemberitaan dan akurat. Pengetahuan-pengetahuan
yang menjadi konsumsi publik waktu itu salah satunya bersumber dari Dunia Dalam
Berita. Dalam acara berita tersebut terdapat beberapa sekuen yakni berita
nasional, international, berita olahraga, dan perkiraan cuaca.
Sedangkan film seri yang
populer pada masa itu—buatan departeman pendidikan dan kebudayaan—adalah ‘Jendela
Rumah Kita, Rumah Masa Depan, dan Keluarga Cemara.’ Ketiga film seri tersebut
penuh dengan muatan karakter yang bagus. Cocok untuk media penanaman karakter
anak-anak. Untuk yang belum sempat nonton film-film seri tersebut bisa
ditelusur di youtube dengan mengetikkan judul film seri tersebut. Memang jaman
dulu (jadul) tapi tontonlah mungkin jadi inspirasi untuk masa depan.
Sayangnya, departeman
pendidikan dan kebudayaan yang sekarang bernama kementerian pendidikan dan
kebudayaan tidak sekreatif dulu. Kementerian pendidikan sekarang sibuk
mengaduk-aduk kurikulum pendidikan. Sibuk dengan menghitung-hitung jam mengajar
guru. Sibuk dengan semua yang berbau administrasi. Bahkan sibuk membuat ancaman
bagi guru yang tidak memenuhi jumlah jam mengajar harian.
Selain acara televisi buatan
Indonesia, acara televisi masa dulu juga diwarnai dengan produksi luar negeri yang
juga mendidik seperti Oshin, Little House on Prairie, Bionic Woman, Bonanza,
Hunter, Six Million Dollar Man, Full House, Little Missy, Chips, Land of the
Giant, BJ and the Bear, Rin Tin-Tin, The A Team, dan sebagainya. Benar-benar
menarik dan selektif editornya. Silakan yang mau mengenang masa lalu atau ingin
menonton pertama kalinya jelajah di youtube ketikkan judulnya. pasti menarik.
Acara-acara yang
ditayangkan TVRI itulah yang banyak memberikan gizi karakter kepada anak-anak
bangsa yang sukses pada zaman sekarang. Mereka hidup dengan tontonan-tontonan
masa lalu yang memberikan banyak tuntunan perilaku sosial yang sangat
Indonesia, sangat nusantara sekali. TVRI kini telah tenggelam, begitu juga
kementerian pendidikan dan kebudayaan sekarang. Tidak lagi produktif dan
sekreatif dulu. Kembalilah TVRI, kembali kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Media massa sekarang telah banyak meracuni generasi muda. Saatnya revolusi.
Posting Komentar untuk "TVRI dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dulu Kreatif"