Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kursi Misterius


Aku duduk menikmati pecel Madiun di tepi jalan. Sebuah depot kecil di kota kecilku. Sambil makan, aku tertarik memandangi sebuah kursi. Aku mencurigainya. Selain bentuknya yang beda di antara deretan kursi, juga tercium dan terbias aura mistis.

Dalam benaknya banyak pertanyaan yang menyerang. Entah sudah berrapa orang pengunjung depot yang telah menduduki kursi itu. Laki-laki perempuan, kecil besar, dewasa anak-anak, mungkin juga waria. Bisa saja kursi itu pernah diduduki seorang penjahat yang tega menggorok istri dan anaknya. Bisa jadi juga pernah diduduki oleh seorang ulama atau guru. Bisa juga pernah diduduki seorang pejabat daerah. Mungkin juga bupati, camat, atau lurah yang mendudukinya.

Siapapun orangnya yang menduduki kursi itu pasti berbeda-beda beban hidup dan pikirannya. Ada yang begitu duduk di kursi itu terbayang semua skenario pembobolan mesin ATM. Bisa jadi juga yang pernah duduk di situ pernah mengatur rencana pembunuhan bupati dan mengambil alih istrinya. Bisa juga yang duduk di situ adalah seorang nasionalis yang benar-benar ‘eman’ terhadap negeri ini. Mungkin juga yang pernah duduk di situ sekedar memenuhi perutnya dan memproduksi makanannya menjadi kotoran.

Cerpen,fiksi,misterius,kursi,jati emas,pecel madiun,atm,sakinah,masa penjajahan,belanda,cerita,ajaib,depot,desain,eksekusi mati,tentang kursi,gangguan jin,

Karena penasaran, aku mencoba bertanya kepada pemilik depot itu. Yang pertanya kutanyakan adalah di mana membeli kursi itu. Khusus satu kursi yang kucurigai itu. Ternyata kursi itu hasil karya tangan tetua pemilik depot itu. Yang buat adalah kakek dari kakek si pemilik depot. Namanya Mbah Karma.

Menurut cerita singkat pemilik depot, Mbah Karma membuat kursi itu selama setahun dihitung dari pencarian kayunya. Kayu diambil dari Pulau Sepanjang pada masa penjajahan Belanda. Dari kayu jati emas terbaik saat itu. Mbah Karma yang menebang sendiri pohonnya. Dari satu pohon jati itu Mbah Karma hanya dapat membuat satu kursi. Banyak kayu terbuang karena tidak sesuai hasilnya dengan rancangan Mbah Karma. Kursi itu adalah kayu terakhir dari satu pohon jati emas itu. Sungguh ajaib, dari satu pohon hanya jadi satu kursi. Menurutku tidak bagus-bagus amat. Biasa. Terlalu biasa.

Menurut pemilik depot, namanya Sakinah, di kursi itu pernah neneknya menunggu dukun beranak dan melahirkan di kursi itu. Dukunnya terlambat datang. Kursi itu sejak awal memang ada di kamar tidur para mbah hingga Sakinah. Hanya sejak buka warung kursi itu baru dikeluarkan. Untuk menyamakan bentuk dibuatlah kursi-kursi lain yang mirip dengan desain kursi misterius itu.

Si pemilik depot tambah lepas bercerita. Maklum perempuan. Sekali kran curhat dibuka, sulit akan berhenti. Menurutnya lagi, di kursi itu pernah  terjadi pembunuhan. Kursi itu pernah dibuat sebagai tempat eksekusi mati. Seorang sepupu dari mbah, entah mbah yang mana dan siapa namanya, dibunuh di kursi itu karena sekamar dengan istri si mbah.

Sering terdengar suara mengerang kesakitan ketika tengah malam dari arah kursi itu. Kadang kursi itu berpindah posisi. Kadang juga terdengar ada yang menggeser. Yang lebih mengejutkan, kadang kursi itu berwarna percikan darah. Hmmm, sedikit menyeramkan.

Ternyata, kecurigaanku tentang kursi itu benar. Kursi itu memang misterius. Kursi itu memiliki banyak cerita. Aku harus hati-hati duduk dan memilih kursi untuk kududuki.  Aku takut kursi yang kududuki mengalirkan aura kejahatan ke tubuhku. Aku berlindung kepada Allah dari gangguan jin dan manusia yang jahat. 

#shortstory #ceritapendek #cerpen #fiksi

Posting Komentar untuk "Kursi Misterius"