Rahasia Banyak Teman (Secret)
Persabahatan bukan bagaimana kamu melupakan sebuah kesalahan, tapi pada
bagaimana kamu memberikan maaf kepadanya. Bukan bagaimana kamu mendengarkan,
tapi bagaimana kamu mengerti. Bukan bagaimana kamu memperhatikan, tapi
bagaimana kamu merasakan. Bukan bagaimana kamu selalu bersama, tapi bagaiman
kamu selalu bergandengan. Hmmm, menarik ya? Tapi apakah maksudnya? Ini hanya
sebuah komentar tentang kalimat-kalimat pada gambar. Mengenai maknanya, semua
akan diulas tuntas dan menarik pada halaman-halaman selanjutnya mulai dari
halaman ini.
Sebelum halaman ini, kamu telah membaca
mengenai menghormati dan menghargai keberagaman. Ada buah yang dapat kamu
nikmati dengan menghargai keberagaman. Dengan menghormati dan menghargai
keberagaman atau perbedaan, kita dapat leluasa dan mudah mendapatkan teman.
Karena kita menghormati keberagaman teman, mereka juga akan menghormati kita.
Penghargaan dan penghormatan tersebut dengan satu syarat, yakni tulus. Mengapa
ketulusan menjadi hal penting yang menjadi syarat? Atas dasar itulah kasih
sayang itu tumbuh. Bila kasing sayang telah tumbuh, maka perasaan kita selalu
gembira setiap saat.
Mengapa kita harus memiliki banyak teman?
Adakah rahasia besar di balik itu? Ada tiga rahasia besar memiliki banyak
teman. Tapi, sebelum disampaikan mengenai rahasia besar tersebut, ada baiknya
kalian membaca beberapa kisah yang berkaitan dengan pertemanan dan persahabatan.

Ada sebuah kisah yang ditulis oleh
Mutiara. Sangat menyentuh. Mau tahu apa ceritanya? Baiklah, silakan baca
kisahnya dengan judul Sahabat.
Singkat tapi sangat menyentuh. Dicuplik sebagai mana tulisan aslinya dengan
beberapa perubahan penulisan sesuai dengan ejaan yang benar.
Sahabat,
suatu hari kamu dan temanmu sedang bertengkar dan itu membuatmu memutuskan
untuk tidak mau lagì bersahabat dengannya. Esok
harinya, dia tersenyum padamu tapi sebaliknya
kamu mencibir dan meninggalkannya. Dia menceritakan tentang kebaikanmu kepada
kawan-kawannya sedangkan kamu menyebarkan kabar angin (keburukan) tentangnya. Dia
mencoba mendekatimu dan menyapamu tapi kamu balas dengan sikap sinis dan tak
peduli.
Dia pun memenuhi buku hariannya dengan kenangan manis
bersamamu
tapi kamu menulis saat-saat buruk yang kau ingat
bersamanya. Jauh di sudut hatimu kau
menyayanginya. Namun di hatimu sudah penuh dengan kebencian.
Keesokan harinya kau menerima sepucuk surat darinya yang isinya:
“Sahabat,
aku sudah mencoba menjelaskan tentang permasalahan itu tapi kau tak memberiku
peluang untuk bicara. Aku mencoba tersenyum padamu tapi kamu menyambutnya dengan
kebencian. Sekarang, keadaanku terlalu lemah dan tidak berdaya. Aku tulis surat
ini di ‘rumah sakit.’ Aku sudah tidak punya waktu! Aku minta maaf atas segala
perselisihan yang terjadi di antara kita. Kamu sahabat terbaikku. Aku akan selalu
menempatkanmu di hatiku.
Salam sayang.”
Setelah
membaca surat itu kamu pun langsung berlari ke rumah sakit untuk minta maaf kepadanya.
Namun sayang, semuanya sudah terlambat. Tuhan sudah memanggilnya. Di sana hanya
ada keluarga dan seorang ibu yang menangis berlutut seraya memohon supaya Tuhan
mengembalikan anaknya.
Nah,
itulah yang namanya persahabatan. Kadang
ada senang dan sedih. Ada perselisihan dan pertengkaran mewarnai persahabatan. Dan
kadang ‘KITA’ perlu meminta maaf. Jangan menunggu orang lain yang melakukannya sebab
siapa pun di dunia ini tak pernah tahu akan apa yang akan terjadi esok hari!
Dari kisah tersebut, apa yang dapat
kamu ambil pelajaran? Ya, bermurah hati. Menerima siapa pun yang meminta maaf
kepada kita. Apalagi seorang teman baik yang bersamanya kita tumbuh agar tidak
timbul penyesalan di belakang hari.
Tapi, kita mesti hati-hati memilih
teman. Bukan berarti kita pilih-pilih teman. Siapa saja bisa kita terima
menjadi teman tapi kita harus selektif terhadap siapa yang akan menjadi teman
terdekat kita. Teman yang menjadi bagian dari hidup kita. Ricotti, seorang
penulis buku terlaris internasional pernah ditanya ibunya sewaktu ia masih
remaja begini: “Katakan siapa saja temanmu dan Ibu akan mengetahui siapa dirimu
sebenarnya.”
Apa sebenarnya makna pernyataan ibu
Ricotti? Kalau kita berteman dengan teman-teman yang suka usil atau suka
menyontek, maka besar kemungkinan kita akan berbuat yang sama dengan teman
kita. Pesan ibu Ricotti sebenarnya mengingatkan kita agar pandai memilih teman.
Pilihlah teman-teman yang memberikan pengaruh positif. Berpangaruh positif
misalnya, teman yang selalu mengajak kepada kebaikan, teman yang selalu membuat
kita bersemangat belajar dan berprestasi, teman yang kreatif yang banyak ide,
teman yang selalu mengajak bermain dengan permainan yang baru, teman yang
membuat kita merasa berani dan percaya diri, dan sebagainya.
Mengapa demikian, ternyata ada
beberapa teman di sekeliling kita yang menguras energi kita. Bila mereka berada
di dekat kita selalu membuat kesal kita. Mereka membuat kita merasa tidak
nyaman. Mereka membuat kita murung dan sedih. Teman-teman yang demikian memancarkan
energi negatif. Sangat tidak mendukung pada perkembangan kita. Energi kita akan
terkuras hanya memperhatikan dan memikirkan mereka. Mereka layak kita hindari
dan tidak kita masukkan dalam daftar teman-teman dekat dan baik kita.
Jadi, teman yang bagaimana yang layak menjadi
teman baik dan dekat kita? Ada beberapa tips yang dapat dijadikan patokan
dengan mudah. Pertama, pilih teman
yang baik akhlaknya untuk dijadikan sebagai teman dekat atau sahabat. Ini bukan
persoalan membedakan diri tapi ini untuk kebaikan kamu juga. Teman yang baik
akhlaknya tidak berperilaku kasar, tidak cepat marah, tidak suka melecehkan,
tidak boros, bukan pengumpat, dan sebagainya. Teman yang berakhlak baik selalu
mengajak kepada hal dan kegiatan yang baik. Berteman dengan teman yang baik
akhlaknya memberikan semangat dan pengaruh yang baik bagi dirimu. Kamu akan
tertulari kebaikannya.
Kedua,
teman yang memiliki semangat, keinginan, dan prinsip yang kuat. Mengapa harus
begitu? Karena biasanya merekalah yang tidak mudah dikalahkan dan tidak mudah
menyerah. Mereka tidak cepat berputus asa. Ia akan bersikukuh dengan kebenaran
yang diyakininya dan kita bisa belajar darinya. Berteman dengannya tertulari
rasa semangat dan kuat memegang prinsip. Rata-rata mereka memegang kuat kedisiplinan.
Teman yang memiliki semangat, keinginan, dan prinsip yang kuat hidup dengan
teratur dan disiplin. Contoh kecil, ia selalu datang tepat waktu, ia selalu
belajar pada jam-jam tertentu seperti jadwal yang telah dibuatnya, dan ia akan
selalu menepati bila ia berjanji. Menjadi temannya, hidup kamu akan teratur dan
terarah. Bersama mereka kamu akan berhasil dan sukses.
Ketiga,
pilih teman yang bisa menghargai dirinya sendiri. Teman yang model begini agak
susah ditemukan tapi harus dicari. Sebab, orang yang pandai menghargai dirinya
sendiri biasanya pandai juga menghargai orang lain, termasuk kamu, yang akan
menjadi teman dekatnya nanti. Untuk mengetahui apakah dia dapat dikatakan bisa
menghargai dirinya, coba perhatikan hal kecil mengenai bagaimana dia berpakaian,
bagaimana cara dia berbicara dengan orang lain, dan bagaimana menghormati
orangtuanya. Mengapa teman yang seperti itu harus dicari karena orang yang
menghargai dirinya akan selalu menjaga citra dirinya. Dia akan merasa tidak
nyaman bila ia mengenakan baju atau melakukan sesuatu yang tidak pantas dilihat
orang lain. Adakah kamu temukan teman yang seperti itu? Bagi yang telah
menemukan teman seperti itu, selamat ya? Untuk yang belum menemukan, teruslah
mencari. Pasti kamu menemukannya. Semangat! Tapi, biar adil kamu juga harus menjadi
pribadi yang bakal dicari orang lain untuk dijadikan teman dekatnya. Salah satu
sikap yang harus kamu perbuat adalah harus pandai juga menghargai diri sendiri.
Setuju?
Keempat, pilihlah
teman yang bisa dipercaya. Teman yang bisa dipercaya, tentu tidak suka
berbohong. Ia menjunjung tinggi kejujuran. Ia juga tidak suka menyebarkan
keburukan orang lain kepada siapa pun. Bagaimana cara menilai orang yang
termasuk kategori yang dapat dipercaya? Mudah. Caranya, coba kamu ceritakan
pada temanmu tentang keburukan salah satu temanmu yang lain. Pasti ia tidak
suka mendengarkannya. Kalau ia bersikap seperti itu, insya Allah dia dapat kita
jadikan teman dekat kita. Teman yang bisa dipercaya tidak suka menggunjing. Ia
tidak suka menjelek-jelekkan teman yang lain. Ia tidak suka membuka rahasia
teman betapa pun buruknya. Baginya, membicarakan keburukan orang lain atau
membuka rahasia orang lain tidak penting.
Kelima, pilihlah
teman yang penuh keceriaan dan penuh dengan ide-ide kreatif. Teman yang seperti
itu menularkan kebaikan dan keceriaan. Kita akan merasa nyaman dan ikut kreatif
bila berteman dengannya. Ada saja kegiatan positif yang bisa ia lakukan bersama
kita dengan hati senang. Ia juga tidak akan pernah mengeluh. Mengeluh baginya
hanya akan memperburuk keadaan. Ia sangat ulung menjadi penyebar semangat dan
pencair suasana yang tidak enak. Insya Allah, bersama teman yang demikian kita
dapat sukses dalam hal apapun dan dapat mengerjakan apa pun dengan hati
gembira.
Cara
yang lain untuk memilih teman dicontohkan dalam Hadist Muhammad Saw. Menurut
hadist tersebut disebutkan bahwa untuk memilih teman yang layak ada beberapa
yang harus diperhatikan. Pertama, perhatikan
terlebih dahulu apakah ia berbuat baik kepada keluarga dan kedua orangtuanya. Jika
orang itu durhaka atau berani terhadap orangtua jangan sesekali dijadikan
sahabat. Kedua, coba perhatikan
reaksinya jika kamu melakukan kesalahan. Apakah ia menasehatimu, jika iya, maka
ia layak kita jadikan teman. Teman yang bersuka rela menasehati kita, pertanda
ia sangat perhatian kepada kita. Itu pertanda juga bahwa ia sangat sayang
kepada kita. Dengan penuh semangat dan harap, mari kita bersama-sama mencari
teman seperti syarat di atas. Semoga berhasil.
Posting Komentar untuk "Rahasia Banyak Teman (Secret)"