Merawat Pertemanan
Dengan cara kita bersikap kepada
teman-teman kita seperti menghormati keberagaman dan saling berbagi, akhirnya
kita menemukan teman yang kita merasa cocok dengannya. Kita telah menemukan
kreteria-kreteria teman yang baik yang melekat padanya. Kita pun merasa
bersahabat dan dekat dengannya. Tapi, seperti layaknya tanaman, pertemanan dan
persahabatan juga perlu dirawat, disiram, dan dipupuk. Tujuannya adalah menjaga
agar pertemanan itu bisa berjalan langgeng dan bermafaat. Bagaimana cara
merawatnya? Nah, ini dia yang perlu kalian ketahui. Apa saja yang perlu
dilakukan? Baiklah, beberapa hal penting yang harus kalian perhatikan dan
lakukan untuk merawat pertemanan dan persahabatan.
Beberapa hal yang akan disampaikan
berikut juga sangat ampuh mendatangkan teman-teman baru. Menciptakan lebih
banyak teman lagi. Apa itu? Menurut Weni, penulis buku 101 Tips Kilat Mencari Teman dan Memengaruhi Orang lain beberapa
hal yang perlu dilakukan untuk merawa pertemanan antara lain sebagai berikut.
Pertama,
menciptakan kesan yang kuat. Apa yang dilakukan agar menciptakan kesan yang
kuat atau pencitraan yang kuat bagi teman kita? Ketika kita bertemu sapalah
dengan baik, tanyakan kabar, dan jabat tangannya, lemparkan seulas senyum,
serta tatap matanya ketika kita bericara sebagai tanda kita memperhatikannya.
Kita bisa memulainya lebih dulu menyapanya dengan salam, senyuman, dan jabat
tangan. “Hai, assalamualaikum. Apa kabar?” Atau, “Hai, Selamat pagi! Apa kabarmu hari ini?” inilah hal yang paling
disukai seorang teman kita lakukan. Pasti dia akan melakukan hal yang sama
kepada kita di lain waktu. Ingat, tersenyum
dan membuat kontak mata membuat siapapun yang melihatnya akan bereaksi positif
terhadapmu. Ini adalah perkataan Martin R. Baird dalam buku Weni. “Jika kamu tidak menggunakan senyuman, kamu
seperti orang yang memiliki tabungan 1 juta dolar, tapi tidak mempunyai buku
cek untuk mengambilnya.” Sungguh sangat merugi. Itu pernyataan Les Giblin,
juga dalam buku Weni.
Tahukah kamu dahsyatnya tatapan mata
dan senyuman? Tatapan yang penuh perhatian membuat teman kita merasa dihargai
dan diperhatikan. Begitu pula senyuman, ia memiliki kekuatan yang luar biasa.
Orang yang keras hatinya pun bisa luluh melihat senyuman tulus. Senyuman tulus
kita kepada teman kita membuat mereka merasa disukai, diperhatikan, dan mereka
merasa dipedulikan. Teman kita yang dalam keadaan sedih pun akan merasa damai
dan muncul kekuatannya mentalnya ketika melihat senyum tulus kita. Menurutmu,
rugikah kamu memberikan senyum tulus kepada orang lain apalagi teman sendiri?
bukankah senyuman, tatapan, dan jabat tangan tidak membeli? Semuanya gratis
kan? Bukankah kita tidak termasuk orang-orang yang pelit untuk memberikan
perlakuan yang gratis kepada orang lain?
Begitu pula dengan sapaan. Di mana
pun kita bertemu dengan teman, sapalah. Sejelek apapun perasaan kita saat itu
atau juga dia, hal itu akan membuat kita tidak merasa sendiri dan membuat kita
damai. Sapaan akan mencairkan suasana hati. Karena semua perlakuan itu gratis,
kamu tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk melakukannya, bersediakah kamu memberikannya
cuma-cuma juga kepada temanmu?
Setelah menyapa dengan senyuma juga
jabat tangannya, tanyakan kabarnya. Ini penting. Menanyakan kabar menunjukkan
bahwa kita pribadi yang ramah dan peduli dengan teman kita. Menanyakan kabar
membuat siapapun merasa penting. Ini akan sangat menyenangkan hati teman kita.
Bersediakah kamu melakukannya? Bukankah kamu sudah membaca bagian buku ini pada
You Get what You have Given?
Kedua,
Buatlah teman kita menyukai kita. Bagaimana caranya? Mudah kok. Ketika teman
kita berbicara, dengarkan dan beri tanggapan dengan antusias. Mendengar
merupakan bentuk perhatian yang dibutuhkan seorang teman ketika berbicara.
Menanggapi dengan penuh antusias juga merupakan bentuk perlakuan kita yang
istimewa kepada teman kita. Biarkan ia lebih banyak berbicara. Dengan
membiarkan teman kita lebih banyak berbicara, mereka merasa dihargai dan apa
yang dibicarakan itu penting dan berarti. Buatlah teman kita merasa nyaman
bersama kita. Merasa gembira. Sering-seringlah menyebut namanya ketika kita
berbicara. Misalnya, “Aku suka dengan
idemu, Andre!” tindakan semacam itu membuat percakapan menjadi akrab dan
hangat. Siapapun akan sangat menyukai berbicara dengan orang yang selalu
menyebut namanya. Ia akan merasa terhormat dan istimewa.
Hal lain adalah mengamati kegemaran
teman. Mengetahui kegemaran teman tanpa ia memberitahukannya adalah nilai lebih
dalam persabahatan. Teman kita yang sangat suka bersepeda akan sangat senang
bila kita tiba-tiba mengajaknya bersepeda. Teman kita yang suka dengan es krim
akan sangat gembira bila sesekali kita membelikannya es krim dan makan bersama.
Ia akan merasa tersanjung karena kita tahu kegemarannya. Ia akan menganggap
kita sahabatnya yang istimewa dan pengertian. Dan, ia tidak mau kehilangan
seorang sahabat seperti kita. Bagaimana caranya kita tahu apa kegemaran teman
kita? Bagaimana kamu tahu apa kegemaran temanmu? Caranya mudah. Perhatikan saja
apa kebiasaan-kebiasaannya. Atau, bisa juga dengan bertanya-tanya kepada
orang-orang terdekatnya. Mudah bukan? Selain itu, teman kita juga sangat suka
bila kita membicarakan kegemarannya. Ia akan menganggap bahwa kita memiliki
kegemaran yang sama dengannya. Dengan demikian, ia akan merasakan kedekatan dan
keakraban karena ada suatu ikatan yang menghubungkan kita dengannya, yakni
kegemaran dia.
Hal lain yang perlu kamu lakukan
agar temanmu menyukai kamu adalah sempatkan menelponnya karena menjaga
komunikasi dalam persahabatan itu sangat penting. Jika terasa agak lama kamu
tidak berjumpa dengannya sempatkanlah menelpon dan menanyakan kabarnya. Menjaga
komunikasi adalah cara untuk menjaga kualitas pertemanan. Jika itu kamu
lakukan, maka temanmu akan merasa sangat dipedulikan, sangat diperhatikan.
Hal lain lagi yang membuat temanmu
menyukaimu adalah bersimpati kepadanya. Tahukah kamu apa bersimpati itu?
Bersimpati merupakan sikap peduli kepada orang lain, yakni temanmu. Simpati
tidak memerlukan kata-kata, tapi tindakan. Simpati pada hal-hal yang kecil dan
sepele justru memberikan kesan dan bekas yang dalam terhadap teman kita. Contoh
kecil, ketika teman kita lupa membawa uang saku ke sekolah, ada baiknya kita
berbagi dengannya dengan membagikan uang saku kita untuk dibelanjakan bersama.
Itu akan sangat mengesankan. Itu tidak akan pernah terlupakan oleh teman kita.
Ia akan selalu mengingat kita sebagai seorang teman yang baik hati.
Di waktu luang kamu, ada baiknya
pula berkunjung ke rumah temanmu. Rumah, menurut Weni merupakan rangkuman
kehidupan penghuninya. Jika kita mengunjungi rumahnya berarti kita menyapa
seluruh kehidupan teman kita. Teman yang kita kunjungi juga akan merasa senang
dan tersanjung karena kita bersedia datang ke tempat tinggalnya. Ia akan selalu
mengingat kita karena kita telah berbuat baik kepadanya dengan berkunjung ke
rumahnya. Sesekali juga ajak temanmu ke rumahmu. Perkenalkan dengan semua orang
di rumahmu dengan menyebutkan namanya dan semua kebaikannya. Ia akan merasa
tersanjung dan senang. Teman kita akan merasa berarti karena diterima dengan
baik di rumahmu. Dapatkah semua ini kamu lakukan untuk temanmu? Tahukah kamu
kalau semua sikap tersebut merupakan wujud dari rasa kasih sayang dan cinta? Perhatian
dan kepedulian kita terhadap orang lain adalah wujud dari cinta. Perhatian
merupakan ungkapan cinta.
Senyum, sapaan, mendengarkan,
memperhatikan merupakan hal kecil yang dapat kamu lakukan untuk temanmu.
Menyebut namanya ketika berbicara, menelponnya, mengunjungi rumahnya, menjabat
tangan dan menanyakan kabarnya juga merupakan hal kecil yang gratis yang dapat
kamu hadiahkan untuk temanmu. Memperhatikan kegemarannya, mengingat ulang
tahunnya, mengajaknya ke rumahmu adalah hal kecil yang mudah kamu lakukan untuk
membuat temanmu merasa senang berteman denganmu. Semua adalah hal kecil. “Nikmati (perhatikan) hal-hal kecil yang
terjadi atau yang dapat kamu lakukan, suatu hari kamu akan menyadari bahwa hal
kecil yang kamu lakukan itu ternyata hal besar yang mengubah hidupmu di
kemudian hari.” (Robert Brault, dalam Weni).
Sebagai
akhir pada bagian ini akan disampaikan sebuah kisah nyata di India sebagai
contoh dalam bersimpati dan kesan yang sangat kuat dalam merawat pertemanan
atau persabatan. Kisah tersebut berjudul “Malaikat
Kecilku Tolong Ajarkan Kami Tentang Kasih.” Mari, kita baca bersama-sama.
Malaikat kecilku tolong
ajarkan kami tentang kasih
Istriku berkata kepadaku yang sedang membaca koran,
"Berapa lama lagi Ayah membaca koran
itu? Tolong ke sini dan bantu anak perempuanmu
tersayang untuk makan!"
Aku
taruh koran dan melihat anak perempuanku satu-satunya, Sindu namanya, tampak
ketakutan, air matanya mengalir. Di depannya ada semangkuk curd rice (nasi khas India) dan yogurt.
Sindu anak yang manis dan termasuk pintar
dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice. Ibu dan istriku masih kuno. Mereka
percaya sekali kalau makan curd rice akan
membuat kita "cooling effect".
Aku mengambil mangkok dan berkata, "Sindu
sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak
,nanti ibumu akan teriak-teriak sama ayah." Aku bisa merasakan istriku cemberut di belakang
punggungku.
Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata
dengan tangannya sambil berkata, "Boleh
Ayah, aku akan makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok, tapi semuanya
akan aku habiskan, tapi aku akan minta..." Sindu agak ragu sejenak. "Aku akan minta sesuatu pada Ayah bila aku berhasil habiskan semua
nasinya. Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaanku?" Aku
menjawab, "Oh iya, pasti sayang.”
Sindu tanya sekali lagi, "Benarkah Ayah?"
"Yah
pasti!" sambil menggenggam tangan anakku yang
kemerahmudaan dan lembut sebagai tanda setuju. Sindu juga mendesak ibunya untuk
janji hal yang sama. Isteriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata
tanpa emosi, "Iya, janji."
kata istriku. Aku sedikit khawatir dan berkata: "Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal yah,
karena ayah saat ini tidak punya uang."
Sindu menjawab, "Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok."
Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan
dan kelihatannya sangat menderita dia bertekad menghabiskan semua curd rice (nasi susu asam itu). Dalam
hatiku, aku marah dengan isteri dan ibuku yang selalu memaksa Sindu untuk makan
sesuatu yang tidak disukainya. Setelah Sindu melewati penderitaannya dia
mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian (aku ,isteriku dan juga
ibuku) tertuju kepadanya.
Ternyata Sindu mau kepalanya digundul pada hari
Minggu. Isteriku spontan berkata, "Permintaan
gila, anak perempuan dibotakin? Tidak mungkin!" Juga ibuku menggerutu.
“Jangan sampai terjadi dalam keluarga kita,
anak ini terlalu banyak nonton TV dan program-program TV itu sudah merusak kebudayaan
kita.”
Aku coba membujuk: "Sindu mengapa kamu tidak minta hal yang
lain? Kami semua akan sedih
melihatmu botak." Tapi, Sindu tetap dengan pilihannya, "Tidak ada Ayah, tak ada keinginan
lain," kata Sindu.
Aku coba memohon kepada Sindu, "Tolonglah, mengapa kamu tidak mencoba
untuk mengerti perasaan kami?" Sindu dengan menangis berkata, "Ayah sudah melihat bagaimana
menderitanya aku menghabiskan nasi susu asam itu dan Ayah sudah berjanji untuk memenuhi
permintaanku. Mengapa Ayah sekarang mau menarik perkataan Ayah sendiri?
Bukankah Ayah sudah mengajarkan bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap
seseorang apapun yang terjadi. Seperti Raja Harishchandra (raja India jaman
dahulu) untuk memenuhi janjinya, raja rela memberikan tahta dan kekuasaan
bahkan nyawa anaknya sendiri."
Sekarang
aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku, "Janji kita harus ditepati." Secara serentak isteri dan
ibuku berkata, "Apakah aku
sudah gila?"
"Tidak,"
jawabku, "Kalau kita menjilat ludah
sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri."
"Sindu
permintaanmu akan kami penuhi." Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar
dan matanya besar serta bagus. Hari Senin aku mengantarnya ke sekolah, sekilas
aku melihat Sindu botak berjalan ke kelasnya dan melambaikan tangan kepadaku
sambil tersenyum. Aku membalas lambaian tangannya. Tiba-tiba seorang anak laki-laki
keluar dari mobil sambil berteriak, "Sindu
tolong tunggu saya!" Yang
mengejutkanku ternyata kepala anak laki-laki itu botak juga. Aku berpikir
mungkin ‘botak’ merupakan tren model jaman sekarang.
Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita
keluar dari mobil dan
berkata,
"Anak Anda, Sindu benar-benar hebat.
Anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish, adalah anak saya.
Dia menderita kanker, leukemia."
Wanita itu berhenti berkata-kata, sejenak aku
melihat air matanya mulai meleleh dipipinya. "Bulan lalu Harish tidak masuk sekolah karena chemotherapy hingga kepalanya
menjadi botak. Jadi dia tidak mau pergi ke sekolah takut diejek oleh
teman-teman sekelasnya. Nah, Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji
kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau
Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku, Harish. Tuan dan isteri
Tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia."
Aku
berdiri terpaku dan tidak terasa air mataku meleleh. Malaikat kecilku tolong ajarkanku tentang arti sebuah kasih,
bisikku.
It's the best time to make some plans for the future and it is time to be happy. I have read this post and if I could I want to suggest you few interesting things or advice. Perhaps you can write next articles referring to this article. I desire to read even more things about it! gmail email login
BalasHapus